Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Islam dan Kimia

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). Al-Baqarah (2) : 269

Nyamuk dan Ibu

Nyamuk dan Ibu Kalau melihat nyamuk yang berterbangan dan hinggap di kulit, jadi ingat Mama di rumah.. (Loh kok? apa hubungannya?) :)

Doa Sahabat

Sesungguhnya do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab" (H.R. Bukhari)

Selasa, 16 Oktober 2012

Do'a sang hamba



Ya Allah... terima kasih atas seluruh nikmat yang telah Engkau berikan pada kami, pada saya, keluarga saya, saudara saya, teman-teman saya, dan juga orang di sekitar saya.

Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kami, dan Engkau Maha Mendengar do'a-do'a kami. Engkau memberikan kami ujian, bukan agar Engkau tahu seberapa besar tingkat keimanan kami, tapi agar kami tahu seberapa tingkat keimanan kami. Karena Engkau sesungguhnya Maha Mengetahui.

Jika saat diuji, kami lalai dengan menjauhi-Mu, tidak berdo'a pada-Mu, tidak meminta pertolongan pada-Mu. Malahan meminta pertolongan pada manusia. Padahal dengan jelas pada ayat Al-Qur'an yang sering kami baca pada saat salat tertulis, "iyyaa kana'buduu wa iyyaa kanasta'iin" yang artinya hanya kepada-Mu lah kami menyembah, dan hanya kepada-Mu lah kami meminta.

Ujian yang Engkau berikan bukan hanya kesempitan di dunia, tetapi juga kelapangan di dunia. Takaran-Mu jelas, yaitu ketakwaan kami sebagai makhluk-Mu.

Maafkanlah dosa-dosa kami Ya Allah..terangilah kami dengan cahaya-Mu. Dan tunjukkanlah kami jalan yang engkau ridhoi. "Ihdinashshirootol mustaqiim, shirootolladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdluu bi 'alaihim waladhdhoolliin". Aamiin.

Gambar diambil dari sini

Minggu, 14 Oktober 2012

Bangun di awal waktu



Bangun di awal waktu itu menyenangkan. Dengan bangun awal, kita mendapatkan berbagai keuntungan. Misalnya saja mendapatkan udara segar yang belum terkotori oleh polusi dari kendaran bermotor, mempunyai waktu lebih yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, dan yang paling penting yaitu kita dapat mendirikan salat sunah tahajud dan salat subuh berjamaah di masjid.

Sebagian orang mungkin agak kesulitan untuk bangun di awal waktu. Hal ini bisa terjadi karena "habits" atau kebiasaan yang tertanam di dirinya yaitu bangun siang. Mengubah kebiasaan memang terasa sulit di awal, tapi bila kita sedikit "memaksa:"-nya, maka tubuh akan terbiasa untuk menjalani habits baru. Kuncinya yaitu niat dan berusaha istiqomah.

Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mesir, et al. (2006), ternyata sebanyak 75% pelajar yang memiliki nilai baik memiliki kebiasaan bangun pada sekitar pukul 5 hingga 7 pagi. Tidak heran, karena dengan bangun di awal waktu, mereka dapat mempersiapkan lebih matang materi pelajarannya, dan semua itu dilakukan dengan keadaan otak masih segar.

Maka, apalagi yang kita tunggu. Jika kita ingin menjadi manusia yang lebih produktif, meningkatkan kapasitas dalam beribadah, dan kesehatan lebih baik. Ayo kita mulai dengan membiasakan bangun di awal waktu.

Referensi:
Mesir B., Jamal M.H., Mohd Yatim J., Abd Aziz A., Zainal Abideen M., (2006). Gaya Hidup Pelajar Cemerlang di Persekitaran Campus.  Proceeding NASDEC 2006, 8-9 Aug 2006, Kuala Lumpur.

Gambar diambil dari sini

Rasa manis yang imajiner



Ada yang tahu rasa manis?
Bagaimana sih rasa manis itu?
Bisakah kita menjelaskan secara spesifik apakah rasa manis itu?

Sangat sulit sekali menjelaskan rasa manis itu seperti apa. Kita hanya dapat merasakan sensasi yang diterima oleh indra perasa kita saat reseptor rasa manis menerima sinyal yang memberikan rasa manis. Walaupun dalam ilmu kimia organik, beberapa ahli telah menjelaskan bagaimana struktur umum molekul kimia yang dapat memberikan rasa manis, tetapi tetap saja bila kita diminta menjelaskan pada orang yang belum pernah dalam hidupnya merasakan rasa manis apa itu rasa manis, kita kebingungan. Kita sama-sama meyakini bahwa rasa manis itu ada, walaupun kita tidak dapat menjelaskan seperti apa wujudnya.

Hal sederhana seperti ini yang sedikitnya memperlihatkan keterbatasan kita sebagai manusia. Logika dan akal yang kita agung-agungkan tidak selalu dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di kehidupan kita.

Begitu pula jika kita hubungkan dengan keberadaan Allah dalam kehidupan kita. Kita merasakan Allah itu ada, yaitu dengan adanya keteraturan dalam makhluk ciptaannya. Tidak mungkin jika alam semesta beserta isinya ini tidak ada yang menciptakan. Kita meyakini Allah itu ada, walaupun akal kita tidak dapat menjangkau wujud Allah itu seperti apa.

Wallahu a'lam bi shawab.

"terinspirasi dari ceramah Qiraat Al Kutub ba'da maghrib di Masjid Fathullah UIN Jakarta"

Gambar diambil dari sini

Kamis, 04 Oktober 2012

Katakanlah kebenaran walau itu pahit



"قل الحق ولو كان مرا"
"Qullil haqqa walau kaana murran"
"Katakanlah kebenaran walau itu pahit"

Kalimat itu cukup jarang saya dengar, dan saya menemukannya dalam suatu novel islami. Kenapa saya bilang jarang mendengar, karena saya lebih sering mendengar orang berbicara, "kami berbohong untuk kebaikan", atau "Allah juga tahu kami berbohong karena alasan yang baik".

Begitu juga dengan kejadian-kejadian di sekitar kita, yang secara tidak langsung melegalkan kebohongan karena alasan yang dianggap baik. Kebohongan yang dilakukan dalam hal-hal kecil ini akan membiasakan kita untuk hidup acuh tak acuh terhadap lingkungan kita. Misalnya, ada seorang mahasiswa merusak suatu alat di laboratorium, kita yang melihatnya justru tidak melaporkannya pada laboran, karena alasan "nanti kalau dilaporkan, kasian, dia akan kena hukuman, atau harus membayar uang untuk menggantinya". Sekilas mungkin kita terlihat membantu teman kita itu, tetapi konsekuensi dari kebohongan kita yaitu saat alat itu akan dipakai oleh orang lain, tentu alat tersebut tidak dapat digunakan. Mulai muncul fitnah dan pergunjingan yang berlarut-larut. Hal ini justru menambah masalah baru.

Contoh lain, misalnya, kita melihat Ibu kita keluar dari rumah tidak menutup auratnya dengan jilbab. Maka seharusnya kita mengingatkan pada beliau dengan pelan-pelan dan sopan, bahwa hal tersebut dilarang Allah. Bukannya malah membiarkannya karena alasan "khawatir Ibu tersinggung saat diingatkan".

Marilah kita membiasakan berkata jujur akan suatu kebenaran, walaupun kebenaran yang kita sampaikan itu bernilai pahit bagi kita atau orang lain.

Gambar diambil dari sini

Rabu, 03 Oktober 2012

Kuyakini Nabi Muhammad



Jika seorang tukang bangunan dapat menyusun dan membangun suatu rumah dengan fondasi dan struktur yang baik, hal itu sangatlah wajar. Karena sang tukang bangunan sudah paham bagaimana prosedur pembuatan konstuksi suatu rumah, dan hal-hal apa saja yang perlu ia siapkan untuk membuatnya.

Jika seorang ahli kimia dapat mensintesis suatu senyawa kimia, yang memiliki struktur kompleks dengan sifat kimia tertentu yang bermanfaat bagi orang banyak, hal itu wajar, Karena sang ahli kimia telah mempelajari dan mengulang-ulang percobaannya, sehingga ia dapat merumuskan dengan tepat prosedur dan bahan kimia yang ia perlukan dalam mensintesis senyawa tersebut.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang belum pernah memegang sekop dan semen untuk membangun suatu rumah. Apakah ia dapat mengkomposisikan semen, air dan pasir sehingga dapat menjadi campuran yang baik untuk bangunan? Apakah ia dapat menyusun konstruksi dari bangunan yang kokoh dan indah? Tentu tidak, jika tidak didukung dengan pengalaman dan ilmu.

Dan bagaimana pula jika seseorang yang tidak pernah mempajari struktur kimia, ikatan kimia dan gaya yang terjadi di dalam struktur kimia itu. Apakah ia dapat mengetahui bahan kimia apa saja yang dibutuhkan untuk mensintesis suatu senyawa kimia? Apakah ia tahu prosedur yang terurut untuk mensintesisnya? Tentu jawabannya pun tidak.

Maka, bagaimana seorang Nabi Muhammad saw yang tidak dapat membaca dan tidak dapat menulis. Apakah ia dapat membuat suatu kitab yang baik dan dapat memiliki makna yang bahkan ahli syair pun tidak dapat menandinginya? Pikiran kita pasti menjawab tidak mungkin. Hal ini dikarenakan seperti yang dituliskan di awal, seseorang yang dapat membuat sesuatu dengan baik, tentunya memiliki ilmu, pengalaman dan kemampuan tertentu yang mendukungnya. Sehingga dengan kenyataan seperti ini, seharusnya para ahli kitab meyakini bahwa Muhammad saw adalah Rasul yang diutus oleh Allah Swt untuk memberikan menuntun umatnya dan memberi kabar baik melalui Al Qur'an. Hal ini seperti yang tertulis dalam Al Qur'an surat Al Ankabut ayat 48.

"Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur'an) dan engkau tidak pernah (menulis) suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya. (QS Al-Ankabut 29 : 48)"

Wallahu a'lam bi shawab.

Gambar diambil dari sini

Selasa, 02 Oktober 2012

Emakku pahlawanku...



Sebagian besar orang mengetahui bahwa emak itu panggilan untuk seorang ibu di beberapa bahasa daerah, termasuk daerahku, sunda. Tapi emak yang saya sedang tulis sekarang ini bukan untuk membahas tentang ibu saya, melainkan nenek saya. 

Beliau sosok yang sangat berarti bagi saya dan seluruh keluarga besar saya. Beliau sangat dekat dengan cucu-cucunya, mungkin itu juga yang menyebabkan kami para cucunya juga memanggilnya dengan sebutan emak, bukan nenek atau "nini" dalam bahasa sunda.

Banyak sekali yang emak ajarkan pada kami saat belau hidup. Salah satunya yaitu nilai 'berbagi". Emak mengajarkan pada kami sedari kecil tentang pentingnya berbagi pada saudara. Jika salah seorang dari kami mempunyai makanan, kami membaginya agar sepupu-sepupu kami juga ikut merasakan makanan itu. Hal ini benar-benar tertanam di dalam benak kami, hingga sekarang kami telah dewasa.

Orang lain yang baru tahu keluarga besar kami mungkin akan agak terheran-heran, bagaimana dekatnya kami. Bahkan ada yang mengira kami ini bukan saudara sepupu, tetapi saudara kandung. Jika ada salah satu dari kami memiliki masalah, kami berembug untuk mendapatkan solusinya.

Alhamdulillah kami sangat bersyukur Allah menitipkan kami pada satu keluarga besar yang memiliki sosok emak yang sangat menginspirasi, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, yang manfaatnya sangat kami rasakan walaupun beliau sudah tiada. Kami hanya bisa berdoa semoga nilai-nilai yang emak ajarkan pada kami, menjadi amal jariyah yang tidak pernah putus. Aamiin.

Gambar diambil dari sini

Jumat, 20 Juli 2012

Ber-Socmed Menuai Pahala





Media sosial atau yang terkenal dengan sebutan Socmed, sangat digandrungi oleh masyarakat sekarang ini. Usia penggunanya sangat beragam, ada yang dari anak kecil, remaja, hingga orang tua pun keranjingan dibuatnya.

Adakah yang salah?
Tentu tidak, jika kita menggunakannya tidak berlebihan dan untuk kebaikan justru dapat menuai pahala. Karena kalimat yang kita publish di Socmed itu seperti ucapan yang hadirnya dari lisan kita, sehingga harus dijaga dan tentunya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, sesungguhnya Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Jauhkanlah ghibah, umpatan, prasangka buruk, dan hal negatif lainnya dalam beraktivitas di Socmed. Karena tanpa sadar hal itu akan memberatkan timbangan sebelah kiri kita di hari penghisaban nanti.



"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." QS. Al-Hujuraat (49): 12

Jadikanlah teknologi sebagai media yang dapat mengantarkan kita menuju ridha-Nya. Apalagi di bulan yang penuh berkah ini, tentu hal positif apa pun yang diniatkan karena Allah, akan berlipat ganda pahalanya.

*Gambar diambil dari sini

Kamis, 19 Juli 2012

Aturan Kehidupan







Kata...siapa yang tidak mengenal kata? Susunan huruf yang dapat membentuk kalimat. Begitu indahnya kalimat, karena ada kata-kata yang tersusun dengan baik dan bermakna di dalamnya...

Jika dalam suatu kata hanya ada huruf vokal saja, apa yang terjadi?
"aaeiueoaiuaaaaiueeoiu"

Jika dalam suatu kata hanya ada huruf konsonan saja, apa yang terjadi?
"kkjjlhgmmnbvtrwllpppwq"

Apakah terdapat makna yang indah di dalamnya?
Tentu tidak...

Begitu pun yang terjadi pada kita manusia. Kita berbeda dan memiliki karakter yang unik. Karena saling mengisi untuk menghasilkan kehidupan yang dinamis dan indah.

Maka hargailah perbedaan, tetapi jangan lupa, bahwa kata tersusun atas huruf dengan aturan tertentu. Manusia pun memerlukan aturan yang dapat menyusun kehidupan ini agar selaras. Tentu aturan itu datangnya dari yang menciptakan, yang mendesain, dan memberikan nafas kehidupan, yaitu Allah swt.


*Gambar diambil dari sini

Masa Depan





Andai seorang pemain bola tahu bagaimana kedudukan akhir suatu pertandingan, mungkin tidak akan terjadi gol-gol indah yang diperagakannya...

Andai seorang pemain catur tahu bagaimana hasil akhir dari permainannya, mungkin tidak akan ada strategi-strategi menarik untuk mengalahkan lawannya...

Andai pembuat lagu tahu bagaimana musik yang akan dia buat, mungkin tidak akan ada penyendirian, perenungan dan pencarian inspirasi yang dilakukannya untuk membuat lagu...

Andai seorang pelari tahu siapa yang akan sampai pertama di garis finish, mungkin dia tidak akan mengerahkan sekuat tenaganya untuk berusaha menjadi yang terdepan...

Maka, seandainya manusia tahu bagaimana masa depannya, mungkin dia tidak akan berusaha, berdoa, dan berpasrah diri kepada Allah agar mendapatkan hasil yang terbaik...

Para pemain bola, pemain catur, pembuat lagu, pelari, memiliki panduan khusus yang menuntun mereka pada tujuan yang ingin dicapai. Maka Allah pun telah memberikan panduan-Nya kepada manusia, agar memiliki "hasil baik" di akhir nanti, yaitu Al Quran dan Al Hadits..

"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."  [Surat Luqman (31) : 34]


*Gambar diambil dari sini

Selasa, 17 Juli 2012

Seminar & Launching Buku Pola Berpikir Sains





Pagi ini di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tepatnya di Fakulttas Sains dan Teknologi diadakan Seminar & Launching Buku Pola Berpikir Sains : Membangkitkan Kembali Tradisi Keilmuan Islam. Buku ini ditulis oleh Dr. U. Maman, Kh, M.Si, yang juga merupakan dosen di fakultas ini dan direktur Pusbangsitek UIN Jakarta.

Animo peserta cukup besar. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang terdaftar mencapai 183 orang, sedangkan kapasitas ruangan hanya mampu menampung 150 orang. Latar belakang peserta pun beragam, ada mahasiswa, akademisi, praktisi, penulis, hingga guru. Subhanallah...ini merupakan bukti bahwa begitu ingin tahunya peserta mengenai bagaimana pola berpikir sains dalam pandangan Islam.

Saat ini anggapan kebanyak orang jika mendengar kata Sains dan Agama, seperti dua hal yang bersebrangan, bahkan tidak memiliki hubungan sama sekali. Padahal di masa keemasan Islam, justru sains sangat menyokong peradaban Islam pada masa itu.

Acara ini dimulai dengan pembacaan ayat Al Quran dan dilanjut dengan sambutan oleh Dr. U. Maman, Kh, M.Si sebagai penulis. Beliau menyebutkan bahwa buku ini merupakan hasil diskusi panjang dengan rekan-rekannya, dan tujuan penulisannya yaitu sebagai desain pendidikan di dalam Islam mengenai Sains. Beliau berharap, desain ini akan diteruskan oleh penulis lainnya seperti 'gayung bersambut'.

Acara dilanjutkan dengan pemutaran video yang menggambarkan bagaimana pemikiran umum kita tentang abad pertengahan yang terkenal dengan sebutan Abad Kegelapan (Dark Ages). Padahal justru pada masa itu merupakan abad keemasan, yaitu zaman keemasan Islam. Banyak penemuan pada masa itu yang menjadi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman modern. Tetapi zaman ini tereliminasi, dan tergambarkan saat ini sebagai Abad Kegelapan.



Seminar ini dimoderatori oleh Bapak Ahmad Jaelani. Beliau menjelaskan bahwa Islam dan Sains memerlukan penghubung, agar keduanya dapat berjalan bersamaan. 

Berikut merupakan sedikit kutipan dari penjelasan Dr. U. Maman, Kh, M.Si:

"Sains dan agama harus saling menyatu, bukan hanya saling mendekati atau mendekati pada batas tertentu"
"Berdasarkan filsafat barat, agama hanya berada di bidang etika"
"Kita diwarisi oleh filsafat barat bahwa kebenaran hanya berdasarkan fakta empiris"
"Ilmuan muslim justru menganggap fakta empiris yang dapat terindra merupakan kebenaran terendah. Fakta empiris ini digunakan sebagai bagian dari proses untuk memahami fakta-fakta ghaib"

Hubungan antara Sains dan Islam menurut Prof. Dr. Fahmi Amhar (peneliti Bakosurtanal LIPI Bogor dan dosen pascasarjana Universitas Paramadina) berdasarkan buku Dr. U. Maman, Kh, M.Si ada 5, antara lain:
1. Sains Ta'wili
Dalam hubungan ini, dalam keilmuannya, Islam sama sekali tidak menggunakan fakta empiris.

2. Islamisasi Sains
Dalam hubungan ini, dari ilmu sains yang sudah ada, kemudian dicari sisi ke-Islamannya. Contohnya yaitu seperti yang dilakukan oleh Harun Yahya. Terdapat kritik pada hubungan ini yaitu Islam tidak memiliki karya sains yang baru, hanya menulusuri berdasarkan sains yang sudah ada.

3. Saintifikasi Islam
Pada hubungan ini, nilai-nilai Islam yang sudah ada, dicari sisi sains-nya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Prof. Dadang Hawari yang merupakan psikolog. Misalnya beliau menguji apakah salat tahajud memiliki pengaruh terhadap kesehatan tubuh dan jiwa manusia.

4. Sains Islam
Pada hubungan ini, sains yang dilakukan oleh ilmuan Islam, berdasarkan pada kebutuhan atau permasalahan secara syar'i. Misalnya untuk menjawab, air dengan karakteristik apa yang dapat digunakan wudhu. Kemudian adanya perintah di dalam Al Quran untuk meneliti. Misalnya meneliti tentang obat habattussauda atau madu. Dan kesemuanya harus sesuai dengan syar'i, sehingga memiliki batasan tertentu yang ditentukan Allah.

5. Sains Ijtihadi
Sains berdasarkan pemikiran yang didasarkan pada Islam.


*Gambar diambil dari sini
**Video diambil dari sini

Senin, 16 Juli 2012

Doa sahabat






Assalamu'alaikum | Wa'alaikumussalam |Bro! Apa kabar? | Alhamdulillah baik, tu kepala udah makin mirip sinchan aja,haha | ...

Percakapan tadi singkat, agak gak jelas, tapi sangat bermakna. Karena percakapan tadi terjadi antara mahasiswa tingkat akhir yang sudah sangat sulit untuk bertemu, bahkan untuk sekedar saling menyapa. 

Dengan pertemuan yang tidak disengaja, tanpa ada rencana, justru melahirkan kata-kata yang saling mendoakan. Berdoa supaya dilancarkan Tugas Akhir-nya, supaya bisa wisuda bersama di bulan November nanti. Aamiin.

"Sesungguhnya do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab" (H.R. Bukhari)


*Gambar diambil dari sini

Sabtu, 14 Juli 2012

Nyamuk dan Ibu




Kalau melihat nyamuk yang berterbangan dan hinggap di kulit, jadi ingat Mama di rumah.. (Loh kok? apa hubungannya?) :)

Ya jelas ada..
Mungkin sudah banyak yang mengetahui, kalau nyamuk yang sering mengigit manusia dan  hewan untuk menghisap darah itu berjenis kelamin betina. Tapi kenapa begitu? Ternyata nyamuk betina menghisap darah memiliki tujuan khusus yang sangat penting, yaitu memberikan protein untuk pertumbuhan telurnya. Begitu besar pengorbanan sang nyamuk betina untuk calon anaknya. Sehingga nyawa pun menjadi taruhan.

Begitu pun Ibu kita. Coba bayangkan detik-detik saat kita akan lahir ke dunia ini. Betapa besar pengorbanan Ibu kita agar kita lahir dengan selamat, yaitu nyawa!

Jadi, alangkah baiknya jika kita sebagai anak, menjaga sikap dan perilaku kita kepada Ibu. Karena beliau tidak menuntut balasan dunia, hanya mengharapkan kasih sayang dari anaknya.


*Gambar diambil dari sini

Jumat, 13 Juli 2012

Islam dan Kimia




Apa yang terbersit saat mendengar kata Islam dan Kimia?
Mungkin beberapa orang berpendapat itu dua hal yang berbeda, dan tidak saling berhubungan. Tetapi coba kita baca Surat Al-Baqarah ayat 269 :

"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."


Ayat di atas menegaskan bahwa kita sebagai seorang muslim dan manusia yang berakal, seharusnya dapat mengambil pelajaran dari Al Quran dan As Sunah. Begitu pun dengan peristiwa yang terjadi di sekitar kita, seperti proses terjadinya hujan, pendidihan besi, dan yang lainnya. Tahukah anda bahwa peristiwa kimia tersebut juga dijelaskan di dalam Al Quran?


Salah satu ayat Al Quran yang menjelaskan tentang proses terjadinya hujan, yaitu Surat Ar-Ruum ayat 48:

"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira."


Dan ayat yang menjelaskan tentang pendidihan besi yaitu Surat Al-Kahfi ayat 96:


"berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu.""


Maka, sudah sepantasnyalah kita sebagai umat Islam, tidak hanya membaca Al Quran, tetapi juga mencoba untuk memahaminya.


Wallahu a’lam bish shawabi.


*Gambar diambil dari sini