Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Islam dan Kimia

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). Al-Baqarah (2) : 269

Nyamuk dan Ibu

Nyamuk dan Ibu Kalau melihat nyamuk yang berterbangan dan hinggap di kulit, jadi ingat Mama di rumah.. (Loh kok? apa hubungannya?) :)

Doa Sahabat

Sesungguhnya do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab" (H.R. Bukhari)

Selasa, 16 Oktober 2012

Do'a sang hamba



Ya Allah... terima kasih atas seluruh nikmat yang telah Engkau berikan pada kami, pada saya, keluarga saya, saudara saya, teman-teman saya, dan juga orang di sekitar saya.

Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kami, dan Engkau Maha Mendengar do'a-do'a kami. Engkau memberikan kami ujian, bukan agar Engkau tahu seberapa besar tingkat keimanan kami, tapi agar kami tahu seberapa tingkat keimanan kami. Karena Engkau sesungguhnya Maha Mengetahui.

Jika saat diuji, kami lalai dengan menjauhi-Mu, tidak berdo'a pada-Mu, tidak meminta pertolongan pada-Mu. Malahan meminta pertolongan pada manusia. Padahal dengan jelas pada ayat Al-Qur'an yang sering kami baca pada saat salat tertulis, "iyyaa kana'buduu wa iyyaa kanasta'iin" yang artinya hanya kepada-Mu lah kami menyembah, dan hanya kepada-Mu lah kami meminta.

Ujian yang Engkau berikan bukan hanya kesempitan di dunia, tetapi juga kelapangan di dunia. Takaran-Mu jelas, yaitu ketakwaan kami sebagai makhluk-Mu.

Maafkanlah dosa-dosa kami Ya Allah..terangilah kami dengan cahaya-Mu. Dan tunjukkanlah kami jalan yang engkau ridhoi. "Ihdinashshirootol mustaqiim, shirootolladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdluu bi 'alaihim waladhdhoolliin". Aamiin.

Gambar diambil dari sini

Minggu, 14 Oktober 2012

Bangun di awal waktu



Bangun di awal waktu itu menyenangkan. Dengan bangun awal, kita mendapatkan berbagai keuntungan. Misalnya saja mendapatkan udara segar yang belum terkotori oleh polusi dari kendaran bermotor, mempunyai waktu lebih yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, dan yang paling penting yaitu kita dapat mendirikan salat sunah tahajud dan salat subuh berjamaah di masjid.

Sebagian orang mungkin agak kesulitan untuk bangun di awal waktu. Hal ini bisa terjadi karena "habits" atau kebiasaan yang tertanam di dirinya yaitu bangun siang. Mengubah kebiasaan memang terasa sulit di awal, tapi bila kita sedikit "memaksa:"-nya, maka tubuh akan terbiasa untuk menjalani habits baru. Kuncinya yaitu niat dan berusaha istiqomah.

Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mesir, et al. (2006), ternyata sebanyak 75% pelajar yang memiliki nilai baik memiliki kebiasaan bangun pada sekitar pukul 5 hingga 7 pagi. Tidak heran, karena dengan bangun di awal waktu, mereka dapat mempersiapkan lebih matang materi pelajarannya, dan semua itu dilakukan dengan keadaan otak masih segar.

Maka, apalagi yang kita tunggu. Jika kita ingin menjadi manusia yang lebih produktif, meningkatkan kapasitas dalam beribadah, dan kesehatan lebih baik. Ayo kita mulai dengan membiasakan bangun di awal waktu.

Referensi:
Mesir B., Jamal M.H., Mohd Yatim J., Abd Aziz A., Zainal Abideen M., (2006). Gaya Hidup Pelajar Cemerlang di Persekitaran Campus.  Proceeding NASDEC 2006, 8-9 Aug 2006, Kuala Lumpur.

Gambar diambil dari sini

Rasa manis yang imajiner



Ada yang tahu rasa manis?
Bagaimana sih rasa manis itu?
Bisakah kita menjelaskan secara spesifik apakah rasa manis itu?

Sangat sulit sekali menjelaskan rasa manis itu seperti apa. Kita hanya dapat merasakan sensasi yang diterima oleh indra perasa kita saat reseptor rasa manis menerima sinyal yang memberikan rasa manis. Walaupun dalam ilmu kimia organik, beberapa ahli telah menjelaskan bagaimana struktur umum molekul kimia yang dapat memberikan rasa manis, tetapi tetap saja bila kita diminta menjelaskan pada orang yang belum pernah dalam hidupnya merasakan rasa manis apa itu rasa manis, kita kebingungan. Kita sama-sama meyakini bahwa rasa manis itu ada, walaupun kita tidak dapat menjelaskan seperti apa wujudnya.

Hal sederhana seperti ini yang sedikitnya memperlihatkan keterbatasan kita sebagai manusia. Logika dan akal yang kita agung-agungkan tidak selalu dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di kehidupan kita.

Begitu pula jika kita hubungkan dengan keberadaan Allah dalam kehidupan kita. Kita merasakan Allah itu ada, yaitu dengan adanya keteraturan dalam makhluk ciptaannya. Tidak mungkin jika alam semesta beserta isinya ini tidak ada yang menciptakan. Kita meyakini Allah itu ada, walaupun akal kita tidak dapat menjangkau wujud Allah itu seperti apa.

Wallahu a'lam bi shawab.

"terinspirasi dari ceramah Qiraat Al Kutub ba'da maghrib di Masjid Fathullah UIN Jakarta"

Gambar diambil dari sini

Kamis, 04 Oktober 2012

Katakanlah kebenaran walau itu pahit



"قل الحق ولو كان مرا"
"Qullil haqqa walau kaana murran"
"Katakanlah kebenaran walau itu pahit"

Kalimat itu cukup jarang saya dengar, dan saya menemukannya dalam suatu novel islami. Kenapa saya bilang jarang mendengar, karena saya lebih sering mendengar orang berbicara, "kami berbohong untuk kebaikan", atau "Allah juga tahu kami berbohong karena alasan yang baik".

Begitu juga dengan kejadian-kejadian di sekitar kita, yang secara tidak langsung melegalkan kebohongan karena alasan yang dianggap baik. Kebohongan yang dilakukan dalam hal-hal kecil ini akan membiasakan kita untuk hidup acuh tak acuh terhadap lingkungan kita. Misalnya, ada seorang mahasiswa merusak suatu alat di laboratorium, kita yang melihatnya justru tidak melaporkannya pada laboran, karena alasan "nanti kalau dilaporkan, kasian, dia akan kena hukuman, atau harus membayar uang untuk menggantinya". Sekilas mungkin kita terlihat membantu teman kita itu, tetapi konsekuensi dari kebohongan kita yaitu saat alat itu akan dipakai oleh orang lain, tentu alat tersebut tidak dapat digunakan. Mulai muncul fitnah dan pergunjingan yang berlarut-larut. Hal ini justru menambah masalah baru.

Contoh lain, misalnya, kita melihat Ibu kita keluar dari rumah tidak menutup auratnya dengan jilbab. Maka seharusnya kita mengingatkan pada beliau dengan pelan-pelan dan sopan, bahwa hal tersebut dilarang Allah. Bukannya malah membiarkannya karena alasan "khawatir Ibu tersinggung saat diingatkan".

Marilah kita membiasakan berkata jujur akan suatu kebenaran, walaupun kebenaran yang kita sampaikan itu bernilai pahit bagi kita atau orang lain.

Gambar diambil dari sini

Rabu, 03 Oktober 2012

Kuyakini Nabi Muhammad



Jika seorang tukang bangunan dapat menyusun dan membangun suatu rumah dengan fondasi dan struktur yang baik, hal itu sangatlah wajar. Karena sang tukang bangunan sudah paham bagaimana prosedur pembuatan konstuksi suatu rumah, dan hal-hal apa saja yang perlu ia siapkan untuk membuatnya.

Jika seorang ahli kimia dapat mensintesis suatu senyawa kimia, yang memiliki struktur kompleks dengan sifat kimia tertentu yang bermanfaat bagi orang banyak, hal itu wajar, Karena sang ahli kimia telah mempelajari dan mengulang-ulang percobaannya, sehingga ia dapat merumuskan dengan tepat prosedur dan bahan kimia yang ia perlukan dalam mensintesis senyawa tersebut.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang belum pernah memegang sekop dan semen untuk membangun suatu rumah. Apakah ia dapat mengkomposisikan semen, air dan pasir sehingga dapat menjadi campuran yang baik untuk bangunan? Apakah ia dapat menyusun konstruksi dari bangunan yang kokoh dan indah? Tentu tidak, jika tidak didukung dengan pengalaman dan ilmu.

Dan bagaimana pula jika seseorang yang tidak pernah mempajari struktur kimia, ikatan kimia dan gaya yang terjadi di dalam struktur kimia itu. Apakah ia dapat mengetahui bahan kimia apa saja yang dibutuhkan untuk mensintesis suatu senyawa kimia? Apakah ia tahu prosedur yang terurut untuk mensintesisnya? Tentu jawabannya pun tidak.

Maka, bagaimana seorang Nabi Muhammad saw yang tidak dapat membaca dan tidak dapat menulis. Apakah ia dapat membuat suatu kitab yang baik dan dapat memiliki makna yang bahkan ahli syair pun tidak dapat menandinginya? Pikiran kita pasti menjawab tidak mungkin. Hal ini dikarenakan seperti yang dituliskan di awal, seseorang yang dapat membuat sesuatu dengan baik, tentunya memiliki ilmu, pengalaman dan kemampuan tertentu yang mendukungnya. Sehingga dengan kenyataan seperti ini, seharusnya para ahli kitab meyakini bahwa Muhammad saw adalah Rasul yang diutus oleh Allah Swt untuk memberikan menuntun umatnya dan memberi kabar baik melalui Al Qur'an. Hal ini seperti yang tertulis dalam Al Qur'an surat Al Ankabut ayat 48.

"Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur'an) dan engkau tidak pernah (menulis) suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya. (QS Al-Ankabut 29 : 48)"

Wallahu a'lam bi shawab.

Gambar diambil dari sini

Selasa, 02 Oktober 2012

Emakku pahlawanku...



Sebagian besar orang mengetahui bahwa emak itu panggilan untuk seorang ibu di beberapa bahasa daerah, termasuk daerahku, sunda. Tapi emak yang saya sedang tulis sekarang ini bukan untuk membahas tentang ibu saya, melainkan nenek saya. 

Beliau sosok yang sangat berarti bagi saya dan seluruh keluarga besar saya. Beliau sangat dekat dengan cucu-cucunya, mungkin itu juga yang menyebabkan kami para cucunya juga memanggilnya dengan sebutan emak, bukan nenek atau "nini" dalam bahasa sunda.

Banyak sekali yang emak ajarkan pada kami saat belau hidup. Salah satunya yaitu nilai 'berbagi". Emak mengajarkan pada kami sedari kecil tentang pentingnya berbagi pada saudara. Jika salah seorang dari kami mempunyai makanan, kami membaginya agar sepupu-sepupu kami juga ikut merasakan makanan itu. Hal ini benar-benar tertanam di dalam benak kami, hingga sekarang kami telah dewasa.

Orang lain yang baru tahu keluarga besar kami mungkin akan agak terheran-heran, bagaimana dekatnya kami. Bahkan ada yang mengira kami ini bukan saudara sepupu, tetapi saudara kandung. Jika ada salah satu dari kami memiliki masalah, kami berembug untuk mendapatkan solusinya.

Alhamdulillah kami sangat bersyukur Allah menitipkan kami pada satu keluarga besar yang memiliki sosok emak yang sangat menginspirasi, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, yang manfaatnya sangat kami rasakan walaupun beliau sudah tiada. Kami hanya bisa berdoa semoga nilai-nilai yang emak ajarkan pada kami, menjadi amal jariyah yang tidak pernah putus. Aamiin.

Gambar diambil dari sini